Lembaga Pers Mahasiswa Fakuktas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakrta - Bukan Sekedar Wacana


Webinar Mental Health Dema FST: Kesadaran Akan Kesehatan Mental di Masa Pandemi

 


Oleh: Ina, Fitra S, dan Akhyarul Mukhibin | Foto: Dokumentasi LPM

Keadaan seseorang bisa dikatakan sejahtera di mana ia mampu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya merupakan pengertian dari kesehatan mental. Definisi tersebut dikutip dari webinar yang dilaksanakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Sabtu, 30 Oktober 2021 lalu. Seperti penjelasan yang disampaikan salah satu panitia webinar, Gadis Mauli Latifa selaku Koordinator Departemen Sosial Masyarakat DEMA SAINTEK, webinar ini dilatarbelakangi oleh kondisi pandemi Covid-19 saat ini, di mana banyak orang yang mengabaikan isu kesehatan mental, sering berlarut-larut dalam suatu masalah, dan mengalami kondisi up and down dalam kesehariannya.

Dengan adanya webinar ini panitia ingin memberikan wadah bagi setiap orang untuk bisa menambah wawasan tentang kesehatan mental sehingga bisa menghindari penyakit yang disebabkan oleh mental yang terganggu. “Webinar ini merupakan salah satu program kerja dari PSDM yang berkolaborasi dengan program Saintek Festival dan sudah dipersiapkan sejak 1-1,5 bulan yang lalu,” ujar Gadis Mauli Latifa saat diwawancarai langsung oleh salah satu reporter LPM Metamorfosa.

Acara yang dimulai pukul 08.00-11.00 WIB ini sangatlah ditunggu-tunggu dan mendapatkan antusias yang sangat besar dari para peserta yang hadir. Acara diawali dengan pembukaan dari pembawa acara, sambutan dari Ibu Dr. Khurul Wardati M.Si. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. Beliau mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh elemen yang telah menyukseskan acara ini dan mengatakan bahwa masa pandemi menimbulkan kejenuhan dan waktu luang yang menyebabkan banyak masalah mental, sehingga webinar ini sangat bermanfaat untuk diadakan. Sambutan yang kedua disampaikan oleh Bapak Fathorrahman selaku Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, "Acara webinar ini merupakan salah satu rangkaian acara Saintek Festival, yang mana di dalamnya terdapat lomba-lomba yang menjadi tempat untuk mencurahkan pendapat dan gagasan para mahasiswa sekaligus mendorong kebiasaan menulis,” ucap Pak Fathorrahman. Lalu dilanjut dengan acara inti yang dimoderatori oleh Gadis Mauli Latifa.

Webinar tersebut mengangkat topik “Self-healing and Raising Mental Health Awareness During Pandemic” dengan narasumber pertama, yaitu Ibu Agustiningsih S.Kes., Ns. yang merupakan Dosen Akper Karya Bakti Husada dan narasumber kedua, yaitu Nathalia Christy Tewal yang merupakan Bachelor Psychology dan mentor Satu Persen. Berdasarkan pemaparan materi dari narasumber, ciri-ciri orang yang kesehatan mental atau jiwanya mengalami gangguan yaitu seseorang yang merasa tidak suka dengan hobinya lagi, merasa tidak percaya diri yang ditandai dengan berusaha mengubah jati diri bahkan mencoba mengubah bentuk tubuh (melakukan operasi plastik), menghindari orang lain, merasa cemas, overthinking, tiba-tiba merasa sedih, dan sering membenci suatu kondisi. Namun, hal-hal tersebut dapat dikatakan sebagai gangguan mental jika terjadi dalam kurun waktu dua minggu berturut-turut.

Pandemi Covid-19 berperan besar dalam melonjaknya kasus kesehatan mental. Pasalnya akibat pandemi ini, ruang gerak semua orang dibatasi, muncul rasa cemas dan khawatir karena takut terjangkit virus Covid-19, perubahan pola komunikasi, hingga banyaknya berita hoax yang tersebar sehingga meningkatkan kekhawatiran semua orang. Mahasiswa dan remaja sendiri menjadi komunitas dengan persentasi paling besar yang mengalami kecemasan dan depresi. Hal ini dipicu oleh hormon amigdala yang sangat aktif pada masa remaja dan bertanggug jawab atas perubahan fisiologi terkait dengan ketakutan, panik, dan kecemasan. Akibatnya banyak terjadi self-harm dan percobaan bunuh diri baik di luar negeri atau bahkan di dalam negeri. Adapun cara mengelola diri agar terhindar dari kecemasan dan khawatir (gangguan mental) pada masa pandemi Covid-19, yaitu mengenali apa itu Covid-19 dengan baik agar kita bisa menjaga diri agar tidak terpapar virus dan bisa beradaptasi secara fisik, emosi, serta spiritual dengan menanamkan bahwa “Covid-19 adalah makhluk tuhan yang dihadirkan untuk menjadi ‘teman’ manusia.”

“Sukses dan Gagal adalah warna dalam kehidupan. Berproseslah, belajarlah, berkembanglah, dan bersyukurlah tanpa membandingkan diri dengan orang lain!” Sebuah quotes yang sangat memotivasi ini berasal dari narasumber kedua, yaitu Nathalia Cristy Tewal S.Psi. Pada sesi ke-2, narasumber banyak berdiskusi dengan para peserta dan menjelaskan tentang insecurity. Dikutip dari Abraham Maslow dalam Artikel Untar, 2020 insecure adalah suatu keadaan di mana seseorang yang merasa tidak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan kebanyakan manusia berbahaya dan egois. Insecurity merupakan hal yang akrab dengan anak muda zaman sekarang. “Lalu, bagaimana cara mengatasi rasa insecure ini? Rasa insecure bisa diatasi dengan cara Meningkatkan rasa percaya diri, memilih lingkungan dan suasana positif, lakukan detoks media sosial, berlatih self-compassion (berbicara yang baik dengan diri sendiri), menghabiskan waktu dengan orang terdekat atau tersayang, self-healing, dan self-love,” ucap Kak Nathalia menjelaskan. Sedangkan self-love yaitu suatu apresiasi terhadap diri sendiri yang bersifat dinamis, yang tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual kita—tindakan yang membuat kita dewasa.

Peserta yang hadir dalam webinar ini lebih dari 200 peserta. Salah satu peserta yang kami wawancarai, Eko Kriswan Sumentri Saputro dari UIN Sunan Kalijaga, Prodi Pendidikan Biologi mengaku sangat tertarik dan antusias mengikuti webinar ini karena topik yang diangkat relevan dengan kondisi saat ini dan penting untuk menambah wawasan tentang kesehatan mental. Saat ditanyakan perihal manfaat yang dirasakan setelah mengikuti webinar, Eko Kriswan Sumentri berkata “Ada pengetahuan baru yang saya dapat terkait dengan bagaimana mengelola diri agar terhindar dari pressure dan rasa insecure.” Webinar yang diadakan mengangkat tema yang sangat menarik dan relevan dengan kondisi saat ini sehingga patut untuk diapresiasi dan dijadikan pembelajaran.

 

Posting Komentar

0 Komentar