Tanggal 28 September tiap
tahunnya diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia. Bukan perayaan dengan
perlombaan, melainkan aksi serentak menebar pengetahuan mengenai rabies. Jumlah
korban semakin sedikit setiap tahunnya berkat vaksin dan penyuluhan yang
diberikan, tapi jumlah itu masih melebihi total jari-jari seseorang. Rabies
mulai terlupakan oleh sebagian besar kalangan, mulai diabaikan meski masih
sarat akan ancaman.
Rabies sendiri adalah
salah satu penyakit tertua sekaligus paling mematikan. Tiap tahunnya, penyakit
menular ini berhasil merenggut kurang lebih 59.000 nyawa manusia. Rabies
ditularkan lewat gigitan atau goresan hewan pembawa virus, lebih tepatnya
melalui liurnya. Seseorang yang terkena rabies akan mengalami kerusakan saraf
otak. Kerusakan tersebut menjadikan penderita cemas dan gelisah berlebih,
kontraksi otot yang tidak wajar, koma, hingga kematian. Pada hewan, umumnya anjing,
infeksi virus akan menjadikannya lebih garang dan ganas yang mana membuat
rabies memiliki nama kedua yakni penyakit anjing gila. Hampir mustahil bagi
seorang penderita rabies untuk dapat bertahan hidup, setidaknya sebelum
ditemukan vaksinnya. Tingkat kematian akibat rabies jadi dapat ditekan secara
bertahap hingga batas paling aman yakni nol persen setelah penemuan vaksin oleh
Louis Pasteur.
Di Indonesia, tercatat
angka kematian akibat rabies hingga tahun 2020 ada pada kisaran 100-156
kematian per tahun. Berdasarkan situs Sehat Negeriku di bawah naungan
Kementrian Kesehatan RI, dari 34 provinsi yang ada, hanya 8 provinsi saja yang
sudah dinyatakan bebas rabies. Ada 404.306 laporan kasus gigitan hewan pembawa
rabies sepanjang tahun 2015-2019 dengan 544 kematian yang didominasi oleh
Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara. Angka tersebut, meski masih terbilang
banyak, merupakan bukti bahwa rabies dapat ditekan dengan penanganan yang baik.
Rabies memang mematikan,
tapi dapat ditahan bahkan dihentikan laju penyebarannya. Mantan Menteri Kesehatan RI,
dr. Terawan Agus Putranto, menyebutkan sejumlah faktor penting dalam penanganan
rabies. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah penanganan luka gigitan,
pemberian vaksin anti-rabies, dan pemberian serum anti-rabies. Diharapkan dalam
beberapa tahun ke depan, Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang bebas
dari rabies seutuhnya.
0 Komentar
Silahkan Kirim Tulisan Anda Baik Berupa Artikel, Opini, Cerpen, Dll ke
Email : lpmmetamorfos19@gmail.com