Lembaga Pers Mahasiswa Fakuktas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakrta - Bukan Sekedar Wacana


Serba-Serbi Vaksinasi Covid-19


Oleh: Anisa Fadhilah | Foto: Shutterstock

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia selama kurang lebih dua tahun ini telah banyak merenggut nyawa masyarakat. Untuk itu, berbagai upaya telah dikerahkan guna menangani pandemi ini. Mulai dari adanya lockdown, PSBB, PPKM berlevel, hingga kewajiban mengikuti vaksinasi.

Pemerintah mengeluarkan cukup banyak dana untuk menyediakan vaksin agar kegiatan vaksinasi ini dapat segera dilakukan dan diterima oleh masyarakat, bahkan pemerintah juga mengerahkan berbagai fasilitas kesehatan masyarakat dan pos pelayanan vaksinasi di tiap-tiap daerah sebagai lokasi pelaksanaan vaksinasi agar mudah dijangkau oleh masyarakat. Saat ini, telah berkembang berbagai macam jenis vaksin yang dapat digunakan oleh masyarakat. Mulai dari vaksin Sinovac, Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax. Setiap jenis vaksin diberikan dengan dosis dan rentang waktu yang berbeda.

Saat ini, vaksinasi Covid-19 di prioritaskan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan yang memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19, lansia (>50 tahun), dan orang dengan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi tertular. Kemudian vaksinasi akan dilanjutkan ke kelompok penerima lainnya, mulai dari masyarakat usia 18 tahun keatas.

Pelaksanaan vaksin ini sangat diperlukan untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap infeksi virus Covid-19. Sehingga ketika seseorang terpapar virus ini, maka hanya akan mengalami gejala ringan dan tingkat kematian akibat virus Covid-19 dapat diminimalisir.

Meski demikian, pro-kontra terkait vaksin ini tetap muncul dikalangan masyarakat. Banyak masyarakat yang mendukung tetapi tak sedikit pula yang meragukan pelaksanaan vaksin ini. Mereka dilanda kecemasan akan pelaksanaan vaksin ini, baik kecemasan akan keberhasilan vaksin ataupun mengenai efek samping yang ditimbulkan setelah vaksinisasi. Hal ini bukan terjadi tanpa alasan melainkan karena banyaknya berita hoax mengenai efek samping dari vaksin. Mulai dari adanya pemberitaan mengenai efek samping berbahaya dari vaksin, hingga berita timbulnya korban jiwa. Namun, berdasarkan keterangan dari Komnas KIPI adanya efek berat dan korban jiwa akibat vaksin tersebut bukan tanpa alasan, melainkan karena faktor usia lanjut dan penyakit kronis.

Untuk itu, sebelum pelaksanaan vaksinasi maka akan diadakan sesi pemeriksaan berupa pemeriksaan apakah peserta vaksin memiliki penyakit imun, asma, darah tinggi, hingga alergi akibat vaksin, untuk menilai kelayakan apakah peserta dapat melakukan vaksin atau tidak. Peserta yang memenuhi persyaratan vaksin akan dapat divaksinasi, sedangkan yang tidak memenuhi maka vaksinasi akan di tunda. Dengan demikian diharapkan agar masyarakat dapat memupuk kepercayaan dan dengan sukarela melakukan vaksin, dalam rangka pencegahan penyebaran pandemi Covid-19.

 

Posting Komentar

0 Komentar