Oleh: Azhar Zaidan Fauzi
Shitposting bukanlah instilah yang asing bagi
para pengguna media sosial, khusunya Facebook. Kata yang rancu ini memiliki
artian tindakan mengirimkan konten agresif, ironi, dan troll tingkat
rendah secara masif yang dilakukan di suatu forum internet. Shitposting lebih
mengedepankan hal jenaka dan ironi dalam menanggapi suatu peristiwa walaupun
terkadang juga bersifat agresif dan provokatif. Sejak awal-awal kemunculannya
pada tahun 2017, shitposting telah menjadi sebuah tren yang memiliki
pengaruh yang tinggi dan tidak dapat dipisahkan dari forum media sosial di
Indonesia. Dalam perkembangannya, shitposting mengalami percabangan
sesuai dengan masing-masing bidang. Sebut saja shitposting sejarah, shitposting
sepak bola, atau bahkan shitposting universitas.
Sesuai
namanya, shitposting universitas adalah cabang dari shitposting
yang membahas tentang permasalahan pada universitas. Kebanyakan universitas
memiliki fanpage shitposting tersendiri, sebut saja UI dengan
User Interface Shitposting, UNNES dengan UNNES Sekarposting, atau UIN SUKA
dengan UIN SUKA Shitposting. Shitposting universitas bisa dibilang suatu
gerakan yang liar karena mencatut nama lembaga secara semena-mena dan tanpa
izin. Kehadirannya banyak diklaim merugikan pihak universitas dikarenakan
sebagian postingannya cenderung berupa kritik terselubung yang cenderung tabu
untuk dibahas. Namun, pada kenyataanya hal tersebut tidak sepenuhnya benar, shitposting
universitas justru menyuarakan keluh-kesah dan aspirasi mahasiswa. Misalnya,
shitposting universitas menjadi yang terdepan dalam berkeluh-kesah
mengenai sulitnya kuliah daring atau tidak menurunnya nominal UKT di masa
pandemi ini. Walaupun pada akhirnya tindakan-tidakan tersebut hanya dipandang
sebelah mata oleh pihak Universitas.
Pada
akhirnya, shitposting universitas menjadi jalan baru untuk menyampaikan
aspirasi tanpa melalui lembaga atau perwakilan resmi. Jadi, aspirasi mahasiswa
kelas bawah dapat tersampaikan tanpa terhalang oleh orang-orang yang memiliki
jabatan. Hal ini juga menghilangkan stereotipe tentang "hanya orang
berkualitaslah yang mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat". Eksistensi
dari shitposting juga menunjukan betapa luasnya media sosial jika
kegunaanya digali lebih dalam lagi.
0 Komentar
Silahkan Kirim Tulisan Anda Baik Berupa Artikel, Opini, Cerpen, Dll ke
Email : lpmmetamorfos19@gmail.com