Oleh : Anonim
Baru-baru ini beredar sebuah video
tentang pernyataan juru bicara
pemerintah tentang penanganan virus COVID-19. Video tersebut berisikan
ajakan pemerintah kepada masyarakat untuk melindungi diri sendiri dan juga sesama.
Namun ada pernyataan yang kontroversial dalam video tersebut yaitu “. . . yang
kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar, yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan
penyakitnya” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk kasus COVID-19. Hal
tersebut tentunya membuat kontroversi dikalangan netizen. Tidak sepantasnya
seorang juru bicara pemerintah mengatakan hal tersebut, apalagi dalam situasi
dan kondisi saat ini yang seharusnya pemerintah menjadi garda terdepan
menenangkan masyarakat.
Apakah benar virus yang
menggemparkan jagat raya ini akan pilih-pilih seseorang untuk menjadi mangsa?
Apakah ada pengkategorian berdasarkan strata ekonomi? Saya kira tidak, virus
ini bisa menyerang siapa saja. Tidak memandang kasta, jabatan maupun strata
ekonomi. Bukankah kasus adanya menteri yang sudah dinyatakan positif
(alhamdulillah semoga sekarang sudah membaik keadaanya), hal tersebut
membuktikan bahwa virus ini tidak memandang siapapun. Lalu pertanyaannya kenapa
bisa keluar pernyataan seperti itu?. Entahlah, mungkin ujungnya akan beralasan
jika salah bicara, atau typo pada
penulisan teksnya.
Namun bukan itu yang menjadi titik
poin tulisan ini, statement tersebut tetaplah menjadi statement
yang kontroversial. Saat ini bukan saatnya untuk menyibukkan diri dalam
mempersoalkan statement tersebut. Ada hal yang lebih penting daripada
membahas statement yang tidak jelas keuntungannya. Lebih baik kita fokuskan
untuk mengatasi bagaimana virus ini tidak menyebar luas. Untuk kali ini saja,
biarkan pemerintah fokus untuk mengatasi wabah ini dan segala hal yang
berkaitan dengannya. Bukan berarti kita melupakan statement itu apalagi
melupakan Omnibus Law.
Sekarang tugas kita adalah membantu sesama
serta menjaga agar penyebaran virus ini tidak semakin luas. Salah satu wujud
kepedulian kita kepada sesama yaitu ketika kita mempunyai rezeki lebih
sekiranya itu dapat diberikan untuk orang yang membutuhkan. Kita sadari bersama
bahwa adanya virus ini mengakibatkan kelumpuhan ekonomi. Banyak pedagang yang
mengeluh karena harus tutup dan terpaksa tidak mendapat penghasilan. Tentunya
saat ini dibutuhkan orang-orang yang Fastabiqul
Khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan
seperti yang diamanatkan Tuhan kepada manusia, bukan berlomba meraup keuntungan
sebanyak-banyaknya apalagi sampai menimbun bahan pokok dan alat kesehatan.
Kita juga harus membantu untuk menekan jumlah
penyebaran virus ini sekiranya memang tidak perlu untuk keluar lebih baik di
rumah saja. Memang ketika merasa sehat kita dengan pedenya keluar rumah, namun
kesehatan kita tidak menjamin kebal dari virus yang tanpa disadari dalam tubuh
kita yang sehat ternyata kita adalah carrier (pembawa virus) dan akan membahayakan orang lain.
Semoga virus ini cepat berakhir dan semua berjalan seperti sediakala.
Terakhir saya juga ingin mengingatkan
jangan lupakan tentang Omnibus Law.
0 Komentar
Silahkan Kirim Tulisan Anda Baik Berupa Artikel, Opini, Cerpen, Dll ke
Email : lpmmetamorfos19@gmail.com