Lembaga Pers Mahasiswa Fakuktas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakrta - Bukan Sekedar Wacana


“Orang Miskin Menularkan Penyakit ? Waduh Kok Gitu”


Oleh : Anonim

Baru-baru ini beredar sebuah video tentang  pernyataan juru bicara pemerintah tentang penanganan virus COVID-19. Video tersebut berisikan ajakan pemerintah kepada masyarakat untuk melindungi diri sendiri dan juga sesama. Namun ada pernyataan yang kontroversial dalam video tersebut yaitu “. . . yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar, yang miskin  melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk kasus COVID-19. Hal tersebut tentunya membuat kontroversi dikalangan netizen. Tidak sepantasnya seorang juru bicara pemerintah mengatakan hal tersebut, apalagi dalam situasi dan kondisi saat ini yang seharusnya pemerintah menjadi garda terdepan menenangkan masyarakat.
Apakah benar virus yang menggemparkan jagat raya ini akan pilih-pilih seseorang untuk menjadi mangsa? Apakah ada pengkategorian berdasarkan strata ekonomi? Saya kira tidak, virus ini bisa menyerang siapa saja. Tidak memandang kasta, jabatan maupun strata ekonomi. Bukankah kasus adanya menteri yang sudah dinyatakan positif (alhamdulillah semoga sekarang sudah membaik keadaanya), hal tersebut membuktikan bahwa virus ini tidak memandang siapapun. Lalu pertanyaannya kenapa bisa keluar pernyataan seperti itu?. Entahlah, mungkin ujungnya akan beralasan jika salah bicara, atau  typo pada penulisan teksnya.
Namun bukan itu yang menjadi titik poin tulisan ini, statement tersebut tetaplah menjadi statement yang kontroversial. Saat ini bukan saatnya untuk menyibukkan diri dalam mempersoalkan statement tersebut. Ada hal yang lebih penting daripada membahas statement yang tidak jelas keuntungannya. Lebih baik kita fokuskan untuk mengatasi bagaimana virus ini tidak menyebar luas. Untuk kali ini saja, biarkan pemerintah fokus untuk mengatasi wabah ini dan segala hal yang berkaitan dengannya. Bukan berarti kita melupakan statement itu apalagi melupakan Omnibus Law.
 Sekarang tugas kita adalah membantu sesama serta menjaga agar penyebaran virus ini tidak semakin luas. Salah satu wujud kepedulian kita kepada sesama yaitu ketika kita mempunyai rezeki lebih sekiranya itu dapat diberikan untuk orang yang membutuhkan. Kita sadari bersama bahwa adanya virus ini mengakibatkan kelumpuhan ekonomi. Banyak pedagang yang mengeluh karena harus tutup dan terpaksa tidak mendapat penghasilan. Tentunya saat ini dibutuhkan orang-orang yang Fastabiqul Khoirot,  berlomba-lomba dalam kebaikan seperti yang diamanatkan Tuhan kepada manusia, bukan berlomba meraup keuntungan sebanyak-banyaknya apalagi sampai menimbun bahan pokok dan alat kesehatan.
 Kita juga harus membantu untuk menekan jumlah penyebaran virus ini sekiranya memang tidak perlu untuk keluar lebih baik di rumah saja. Memang ketika merasa sehat kita dengan pedenya keluar rumah, namun kesehatan kita tidak menjamin kebal dari virus yang tanpa disadari dalam tubuh kita yang sehat ternyata kita adalah carrier (pembawa virus) dan akan membahayakan  orang lain.  Semoga virus ini cepat berakhir dan semua berjalan seperti sediakala. Terakhir  saya juga ingin mengingatkan jangan lupakan tentang Omnibus Law.

Posting Komentar

0 Komentar